Agustus 28, 2014

Health Up!!

Setelah curcol gw sekitar 2 minggu lalu, gw mulai aktif dengan yang namanya gerak badan. Noooo. Bukan nge-gym ya. Sebagai perempuan ekonomis gw nyari gratisan dong. Haha. Tapi nyari tempat umum yang enak buat jogging di Jak-Sel emang nyaris gak ada. Yang gw tahu cuma hari Sabtu atau Minggu di K.B Ragunan sering digunakan untuk jogging di pagi hari. Soooo... gw bela-belain dan mendisiplinkan diri buat pergi ke GBK (Gelora Bung Karno) buat jogging malem on weekdays. Kadang kalau ada lawan diselipin dengan main squash. Disiplin, setidaknya 3 weekdays gw harus jogging ( biasanya tiap Senin-Rabu-Jumat ). Yah lumayan walau hanya 5-6 putaran lari kecil plus jalan cepat yang bikin keringet mengalir deras. Walau kebanyakan jalan sih... larinya dikit hahaha.
Selain itu, tiap weekend suka nyemplung ke kolam renang. Kalau gak di kolam Senayan ya nebeng sama temen yang tinggal di apartement.Astaga... terlalu ekonomis gak sih gw??!!! hihi. Kalau kepepet ya ke Parklane, bayar 50rb.
Okey, pola makan sedikit-sedikit memang agak berubah lebih sehat. Gw gak kecanduan sama kafein lagi which is very good. Hal itu juga mengurangi jatah minum manis gw dan memperbanyak minum air putih. Makan malam udah ilang karena kecapekan habis jogging. Biasanya balik rumah - mandi - molor.... Hasilnya, badan rasanya makin ringan. Tapi sampai saat ini belom berani lirik timbangan... so, tunggu berita selanjutnya... Cheeers!!

Agustus 12, 2014

Infinity Grey

Siang-siang seorang teman whatapps kalau mamanya mau pergi ke negara yang dingin dalam waktu dekat. Jadi beliau butuh syal yang super anget. Aku ingat masih punya sisa benang yang cocok untuk sebuah syall. Tapi ternyata tidak. Benangnya harus nambah 3 gulung lagi haha.
foto dari ETSY
Idenya seperti gambar di atas. Syal berbentuk circular / lingkaran. Terbuat dari wool merk Nokumori - Jepang. Polanya sederhana. Hanya dengan menggunankan aplikasi tusuk chain (ch), slip stich (ss), double stich (ds) dan back loops only (blo) yang menambah aksen dari syal tersebut. Eh, aku gak ngerti bagaimana menjelaskan istilah tusukan ini dalam bahasa Indonesia. Karena aku belajar di internet yang kebanyakan pakai bahasa Inggris - minta di lempar bakiak. Jadi sebaiknya kalau yang mau buat belajar tusuk dasar dulu hahaha - maap...

Pembuatannya sebenarnya tidak lama karena menggunakan benang wool, hook nomor 10mm, which is  bakalan gede-gede dan cepet banget. So, lets get started :
- chain (ch) 110 tusuk atau sekitar 120 senti jika menggunakan benang dan hook lain, slip stict (ss).
- c.h 3 kemudian d.s pada loop (tusukan) bagian belakang saja, sampai tusukan terakhir, kemudian s.s
- ulangi sampai 10-12 row tergnatung ketebalan / lebar yang diinginkan.

Jadinya akan seperti ini...




Agustus 11, 2014

Confession of Unhealthy Life

From this...
 to thissss....




Yeah... tell me about it. Gw GENDUT. Dalam 10 tahun gw melar hingga 15 kilo dari berat awal yang hanya 47. Salahkan saja gorengan, nasi goreng, batagor, teh botol dan nasi padang. Makanan super yummy kek gitu gak ada di negara yang pernah gw singgahi sebelum balik ke Indonesia Raya. Lebih lagi gw males olah raga dan mengandalkan metabolisme badan yang nyata-nyata gak bisa diandalkan sama sekali.

Gw pernah ikut gym yang setahun bayar 3jt-an setahun, pernah yoga setahun, pernah OCD tapi cuma tahan 2 minggu dan gak pernah berhasil hahaha. Jadi apa yang salah sama gw ? Yep!! Gw memang gak pernah bisa kontrol makanan dan juga minus olah raga. Ya ya... 

So, gw harus challenge  diri gue selama 100 hari at least untuk disiplin berolah raga dan menjaga makanan serta mengurangi gorengan dan sebagainya.
 
May the odds be ever in my favour....

Agustus 04, 2014

Cool Grey Srug

Grey Srug ini cukup hangat untuk di pegunungan. Bahannya dari wool Jepang yang halus dan hangat. Pembuatannya mudah sekali untuk pemula, namun benang yang dipakai memang termasuk mahal. Aku beli sebanyak 24 gulung benang karena isinya hanya sedikit per gulungnya.

Bahan :
-  Benang Wool / Bulk ( bisa disesuaikan dengan keinginan )
-  Hook ukuran 9.5mm

Tusuk yang digunakan : chain dan double stitch (untuk pemula)

Untuk mengukur gauge range atau keelastisan antara benang dan jaruk hook. Caranya buat chain sebanyak 25 chains. Kemudian buat double stitch (d.c) diatas chain tersebut. Setelah jadi, ukur untuk 10 cm berapa d.c yang di dapat sehingga kita bisa mengira-ira berapa banyak chain ynag harus kita buat sebagai landasan.

Pembuatan ;
- Buat chain sepanjang 120 cm.
- D.C untuk setiap chain tersebut. Balik dan ulangi d.c pada lajur ke 2 dan seterusnya sehingga mempunyai lebar sekita 70 senti. Berarti telah telah terbentuk persegi panjang dengan ukuran 120 x 70 senti.
- Lipat menjadi 2 bagian dengan ukuran 120 x 35 sent.
- Dari ujung yang terbuka, jahit dengan benang yang sama sepanjang 22 senti. Begitu pula dengan ujung yang satunya.
- Balik bahan sehingga jahitan berada di dalam dan srug tersebut telah siap.



Juli 17, 2014

Motif "Granny" Sederhana

Saat 'menjelajah' di internet dan menemukan foto ini, aku langsung jatuh cinta. Aduuuh...lupa dimana aku menemukan gambar dan link. Nanti kalau ketemu, akan posting di blog sebagai referensi deh.

Motifnya sangat mudah. Ini kalau tidak salah motif dasar saat membuat rajutan taplak meja jaman sekolah dulu. Cuma ada modifikasi sana sini untuk dijadikan sebuah kardigan. 

Bahan :
- Rayon Viscose
- Hook ukuran 5

Aplikasi tusukan : chain dan  double crochet (d.c) untuk pemula


Sedikit memodifikasi di beberapa bagian karena aku ingin bagian ekor (belakang-bawah) tidak ingin terlalu panjang, lebih kecil dibagian pundak supaya tidak kedodoran dan sedikit membentuk badan, dan bagian depan lebih lebar.

Jadi, inilah jadinya. Serupa tapi tak sama. Cheers!! :)


Mei 19, 2014

Maple Sederhana

Seni rajutan ternyata tidak harus berupa taplak meja, tas, topi dan syal. Tapi bisa juga berbentuk daun, bunga yang cantik dan juga binatang. Saat melihat-lihat Pinterest aku tertarik dengan bentuk daun ini. Setelah mencermati dengan teliti dan menirunya, jadilah daun ini. Haha... lucu juga dan mirip dengan gambar aslinya.

Hmm.. daun ini bisa menjadi bag tag atau gantungan kunci. Atau nanti dikumpulkan dengan bunga-bungan dan daun-daun lain jadi hiasan 3 demensi? hm.. good idea.

Mei 15, 2014

Motif Sederhana

Okey. Jadi aku lihat tas rajut yang super keren. Tidak pernah terbayangkan kalau tas rajut bisa sekeren itu. Dalam bayanganku tas rajut mah yang jadul dan biasa banget. Eh, penemuan baru, ternyata tas rajut The Sak itu ternyata buatan Indonesia. Yogyakarta lebih tepatnya. Di dalam negeri lebih dikenal denga tas "Dowa". Aih... betapa ketinggalannya aku.

Kemudian dengan bantuan engko pemilik toko benang di toko Sunflower, aku dikasih tau bahan yang tepat untuk membuat tas rajut. Jadilah tas rajut sederhana dengan pola seadanya ini. Tas santai buat nge-mall atau traveling.



Terbuat dari benang nylon ukuran 18. Ukuran hakpen 4. Ukuran tas : 30 x 30 cm. Ukutran tali 40 cm. Haha... ternyata buatnya lama ( hampir 2 minggu!! ), karena ukuran benang nilon kecil. Tapi hasil rajutan halus dan rapat. Kalaupun tidak memakai dalaman atau lining juga tidak masalah. Artinya barang tidak tercecer kemana-mana. Tas ini juga mudah di cuci dan kuat looh...

Mei 01, 2014

Sunset Bolero


Ternyata selain 'membolang' aku mempunyai bakat terpendam lain. Merajut. Dalam bahasa inggrisnya disebut crocheting. Pada dasarnya aku kenal merajut ini sejak SD. Dulu ada pelajaran prakarya yang mengajarkan cara untuk membuat rajutan taplak meja, menyulam sapu tangan dan kristik - cross stich. Tapi setelah sekian puluh tahun, aku tidak pernah lagi membuat salah satunya. 

Jadi bermula saat aku  melihat sebuah bolero yang cantik dengan harga selangit di sebuah majalah luar negeri, aku menjadi tertantang untuk membuatnya.

Dimana belajarnya ? Belajar bisa dari mana-mana asal ada kemauan. Pada dasarnya aku jenis orang want to know everything - eh, bukan kepo ya hihi - dan juga eager to learn. Untuk belajar lagi aku lihat buku, artikel, tutorial yang ada di internet. Tapi memang dibutuhkan kesabaran untuk mencari pelajaran yang tepat karena begitu banyak tutorial di internet. Selain itu merajut diperlukan sebuah kesabaran, pengetahuan tusuk dasar dan pengenalan jenis benang dan hakpen/jarum yang baik. Banyak ya... hahaha, nanti kalau sudah terbiasa feeling-nya akan dapet :)

Saat berburu di alat rajut aku menemukan banyak link toko online. Ada juga referensi toko benang yang 'cukup' murah di Jakarta. Aku melihat satu benang sangat menarik perhatian karena warnanya orange - I love orange :) - rame seperti sunset. Tidak tahu mau buat apa, yang penting aku membeli benang itu dengan ukuran hakpen yang direferensikan. Tidak tanggung-tanggung aku beli 10 gulung haha. Takut benang habis dan saat membuatnya jadi kurang benang kan lucu. Tidak tahu mau buat apa, akhirnya buat cardigan saja. Browsing gimana buatnya... bla bla bla. Akhirnya ketemu jenis bolero - kardigan lengan pendek - yang paling mudah menurutku.


Benang yang kupakai jenis rayon merk Viscose ukuran 15. Benangnya adem dan tidak panas untuk negara tropis, serta warnanya keluar - agak mengkilap. Jarum yang kugunakan ukuran hakpen nomor 5. Banyak benang 7 gulung. Lama pengerjaan, karena ngebut, 4 hari.
Pada awalnya, bolero ini dibuat untuk diri sendiri. Tapi karena tetangga kepingin, akhirnya dibeli. Aku buat lagi yang sama, tapi malah di beli oleh teman yang melihat. Hah!! Otak bisnis pun jalan. Lumayan kan bisa buat beli benang lagi. Jadi sebelum dikirim ke Malang, saya foto dulu untuk dokumentasi blog. Bolero ini cocok untuk santai dan formal. Kalau ada yang berminat, aku sekarang menerima pesanan. Hihihi.... ^.^




April 23, 2014

Merajut yang Terlupakan

Sumpah gw bete. Memendam perasaan suntuk yang amat sangat saat berada depan lappie dan gak tau mau ngapain. Yang ada menatap kosong layar LCD si lappie seperti idiot. Ketik...tik tik tik tik tik...hapus. Ngetik lagi...hapus lagi. Huft, keknya imajinasi gw buat nulis sudah mulai luntur karena faktor U hahaha. Tapi apa bisa begitu ? Sobat gw bilang, lo harus sering latihan nulis lagi Tine... Aaaargh, gampang banget bilang gitu. Kenyataannya susah, chuy....sejaman depan lappie satu paragraf aja gak bisa. I NEED A MUSE!!! 

Capek bengong di depan lappie gw telepon ibu. Dari percakapan dengan ibu yang biasa berkisar soal beliau lagi ngapain, masak apa hari ini trus sampai ke soal pelanggan jahitan ibu. Ibu lagi bingung gimana bisa mengembangkan ide jahitannya. Scara jahitan beliau adalah model jahitan jadul. Ibu bilang beliau ingat bagaimana kreatifnya gw saat SMP. Bikin cross stich lah, menyulam lah, segala macam ketrampilan bisa muncul karena lihat majalah saja, dan ibu bilang iri sama gw. Ah...ibu bener-bener bikin pipi gw merona. Dan kemudian... A-HA!! Ide itu muncul begitu saja.

Gw tau, begitu gw dapet ide, gw gak akan berenti sampe gw dapet bayangan gimana, bagaimana bentuknya, apa yang harus gw lakukan, dan...suddenly I made a very BIG picture in my mind. Very big it blown my mind. Oh my... hahaha.

Dalam pikiran gw, gw ngebayangin sebuah toko mungil dengan pernak-pernik feminin, kasual dan... itu cuma punya elo. Punya lo seorang... YEP!!

Dan.... inilah hasil awal dari mimpiku disini

Maret 09, 2014

Jelajah Curug Nangka (lagi) dan Curug Luhur

Jakarta sooo hawt beberapa hari ini. Kepikiran melipir kepinggiran Bogor nyari yang ijo-ijo sambil sedikit olah raga. Teringat terakhir ke Curug Nangka sudah sore dan hujan gerimis. Jadi hari ini pengennya kembali ke Curug Nangka dan menjelajah sepuasnya.

Dari rumah naik metromini ke Pasar Minggu terus lanjut dengan naik Comuter menuju ke Stasiun Bogor. Seharusnya kami berkumpul jam 9 pagi di St. Bogor, tapi seperti biasa... molor hahaha. Di St. Bogor aku tiba sekitar jam 9.10 dan mencari Maria dan Siska yang sudah dulu sampai. Perlu diketahui kami belum pernah bertemu. Kebiasaan traveler buat mengompori traveler lain agar dirinya gak jalan sendiri hehehe. Gak ada kata awkward saat pertama kali ketemu. Kelucuan adalah saat kali saling berteleponan pada jarak 2 meter ditengah keramaian stasiun. Setelah berkenalan, kami menuju ke KFC, spot yang paling mudah temukan untuk dijadikan meeting point dan kebetulan aku juga belum sarapan.

Sambil makan menu sarapan di KFC, kami bercerita sambil menunggu yang lain. Kemudian datanglah Paijo dan Fernandes, terus Lenny danakhirnya Hardyman. Jam menunjukan pukul 10.3 saat kami hengkang dari KFC kemudian naik angkot jurusan BTM (Bogor Trade Mall) dengan ongkos 2 ribu. Dilanjutkan dengan jalan naik angkot warna biru jurusan Ciapus, bilang saja ke Curug Nangka abangnya pasti tau, ongkosnya sekitar 4ribu. Kemudian jalan kaki sekitar 1,5 KM ke gerbang Curug Nangka.

Retribusi Curug Nangka sekarang dengan sekitar bulan November tahun lalu sudah naik 5rb rupiah. Dulu cuma 10rb, sekarang 15rb. Oh well... apa mau dikata, yang penting kita bisa refresing. Tapi begitu masuk langit pun mulai menggelap #sigh..

Curug Nangka
Merupakan curug yang paling bawah tapi juga paling tinggi. Untuk sampai ke curug ini kita harus menyusuri sungai kecil yang diapit dua tebing curam dengan ketinggian air selutut. Pada saat banjir atau sungai meluap akan sangat berbahaya dan tidak mungkin menuju ke Curug Nangka. 
Curug Cidaon
Merupakan curug kedua dan terendah. Tapi ini curug yang terindah diantara ketiganya menurutku. Bukan karena ketinggiannya, tapi karena bentuk aliran airnya. Menuju kesana kami harus mendaki sekitar seratus meter dengan tanjakan lumayan curam. Sekitar curug ini banyak monyet berkeliaran, jadi hati-hati kalau bawa makanan. Yang ada malah rebutan makanan sama monyet. Seperti anak SMA di depan ku hahaha.

Curug Kaung
Kawasan Curug Nangka ini terdiri dari 3 bagian. Paling jauh adalah Curug Kaung yang terletak di ujung trekking. dari bawah dibutuhkan perjalanan sekitar 15 menit trekking di bebatuan licin dan menyeberangi sungai beberapa kali. Saat sampai di curug ini hujan mulai turun, jadi penjaga curug mengingatkan kami untuk cepat-cepat kembali ke bawah. 
Sampai di bawah hujan turun lumayan deras. Kami berteduh sambil menikmati kopi panas dan juga makanan wajib kalo lagi traveling .... MIE INSTANT!! Makan, ngobrol sambil menanti hujan reda. Kemudian kami turun untuk melanjutkan perjalanan ke Curug Luhur.

Saat di persimpangan tempat angkot ke arah Curug Luhur, aku sempat bertanya kepada mbak-mbak penjaga warung, "Ke Curug Luhur kira-kira berapa kilo ya mbak?" Mbak nya bilang 2.5 kilo. Karena hanya 2.5 kilo kami memutuskan jalan kaki saja. Sekalian olah raga, toh udara lagi enak di buat jalan karena habis hujan. tapi astajiiiim.... 2.5 kilo-nya mbak itu sepertinya buat semut kecil. Sepertinya kami sudah berjalan cukup lama dan blom ada tanda-tanda ketemu dengan curug itu. Akhirnya kami bertanya lagi pada penduduk. dan bapak itu bilang mungkin 5 kilo lagi #tepok jidat.

Akhirnya kami mendapat tumpangan mobil bak. Walaupun gak sampai ke curugnya, minimal kami bisa lebih dekat karena kami benar-benar penasaran. Dari nebeng mobil bak terus lanjut jalan sedikit terus ada angkot lewat dan kami naik sampai depan gerbang Curug Luhur. Ternyata... perjalanan dari pertigaan Curug Nangka ke Curug Luhur sekitar 6 kilo teman-teman. Jadi lebih baik naik angkot.

Hahaha... hasil gak tanya-tanya sama Om Gugel nih. Buat kami Curug Luhur sungguh mengecewakan. Selain tiket masuk yang astajiim mahalnya (40 ribu seorang) curug Luhur ternyata sudah menjadi tempat permainan anak-akan. Hadeeeh, mengingatkan diri sendiri, sebelum pergi browsing dulu chuy....Anyway, perjalanan ini asik banget. Selain refresing, mendapat teman baru, ketawa ngakak di kereta - membicarakan imajinasi palung aneh sejagat - dan puas ketawa ngakak, membuat aku berasa fresh lagi. Thanks guys, kapan-kapan kita travel bareng lagi.

NGETENGERS
 dari fotoFerdinand