Mei 31, 2013

Welcome Back to Bangkok

Carrier yang perlu digedong gara-gara gak di kunci

Jam 4 sore pesawat Mandala lepas landas setelah 15 menit telat karena traffic bandara cukup padat. Aku ketemu dengan serombongan mbak-mbak karyawan bank swasta yang terpana karena mendengar pengakuanku soal solo traveling. Pasti mbak-mbak belum pernah ketemu sama backpacker kaya aku. Jadi sepanjang perjalanan aku cerita mengenai enak-nya traveling itu. Sekitar 4 jam perjalanan, pesawat mendarat dengan mulus di bandara Suvarnabhumi - Bangkok walau disertai dengan hujan deras dan kilat yang cukup menakutkan. 


Menyusuri bandara Suvarnabhumi menuju imigrasi, aku membandingkan dengan bandara Soetta yang masih tertinggal jauh. Bahkan dibandingkan dengan Suvarnabhumi setahun lalu, Soetta belum ada apa-apanya. Tatanan yang modern dan efisien bandara ini memudahkan orang, bahkan untuk orang yang baru sekali menginjakkan kaki di sini. Keindahannya membuatku langsung gatal ingin mengabadikan dengan kamera. Sampai suatu saat, "Maam, you can't take picture in here." Hehehe...ternyata aku sudah memasuki wilayah imigrasi, dimana ada seuprit pengumuman didepan petugas imigrasi yang melarang mengambil foto. Meneketehe....kalau pengumuman sekecil itu. Keluar dari imigrasi, aku mencari-cari dimana claim bagasi Mandala, yang ternyata harus menunggu 40 menit untuk mendapatkan backpack-ku.

NOTE : belilah timbangan digital untuk menimbang bagasi untuk menghindari over baggage atau buang-buang duit untuk beli bagasi serta membuang waktu selama 40 menit menunggu bagasi.

Setelah mendapatkan backpack-ku, aku menuju stasiun airport link. Keluar pintu setelah pengambilan bagasi kemudian belok ke kanan. Ikuti petunjuk arah. Letaknya di under ground, 2 lantai menuju ke bawah. Transportasi di Bangkok cukup canggih dan gampang. Cobalah belajar untuk naik kendaraan umum seperti bis, MRT atau BTS. Jadi gak perlu menghabiskan uang dengan naik taxi yang mahal. Untuk airport link yang terjauh - St. Phaya Thai - hanya menghabiskan 35 THB saja. Kalau taxi mungkin bisa mencapai 400 THB atau lebih. Sayang, kan?

Kali aku ingin memberanikan diri untuk mencoba mix dorm hostel. Aku kepingin tahu serunya tidur bareng-bareng sekamar dengan orang asing. Aku memilih Siam Journey Guesthouse di daerah Phaya Thai. Selain letaknya strategis dan murah, guesthouse ini juga mempunyai referensi bagus. Apalagi setelah korespondensi via email dengan Shane dan Nate yang sangat ramah dan membantu.

Siam Journey Guesthouse dari depan


Petunjuk arah ke Siam Journey Guesthouse : 
Turun di Phaya Thai stop, tujuan terakhir airport link. Kemudian turun tangga atau lift dua lantai dan belok ke kiri, terus sampai mentok (ada counter McDonald disebelah kiri). Kemudian turun tangga lagi (dari airport link, kita seharusnya di seberang jalan raya) kemudian belok ke kiri (bawah tangga) dan jalan terus menyusuri jalan sampai ketemu resto The Canton House. Disebelah resto ada jalan masuk (Soi Nomchit Praya Thai). Ambil jalan masuk. Ambil gang kedua sebelah kanan jalan, mentok kemudian ke kiri. Guesthouse berada 3 meter setelah belokan di kanan jalan.

Tiba di common room, tempat ngumpulnya penghuni hostel untuk santai, berinteraksi dengan sesama traveler, Shane menyambutku dengan tawa ramah, "Christine!!! You finally came. I was affraid you got lost." Acara ramah tamah dilanjutkan dengan perkenalan singkat oleh Shane yang mengenalkan aku dengan penghuni hostel yang ada di common room. Setelah check in, menyerahkan copy passport dan membayar kamar untuk 2 malam, akhirnya aku bisa naik ke lantai 2 tempat dorm-ku berada.

Kamarnya terdiri dari 10 dan 4 tempat tidur. Aku mendapatkan ruangan kecil dengan 4 tempat tidur yang bersih, nyaman dengan AC yang dingin. Tempat tidurnya cukup besar dengan sprei dan selimut yang wangi. Kamar mandi di lantai bawah juga bersih. Dan....eng ing eng. Ternyata aku satu-satunya cewek di ruangan itu dengan 3 cowok yang berasal Indonesia, Spanyol dan Ukraina.

Mei 30, 2013

Hari Ini Aku Melihat Malaikat

Aku lagi makan di sebuah cafe outdoor dekat dengan sebuah restoran fast food dengan teman-temanku. Ketawa ketiwi dan becandaan sambil menunggu orderan datang. Saat itulah aku melihat seorang bapak dan anaknya duduk di samping pintu restoran fast food itu. Dilihat dari keadaannya, mungkin mereka pemungut sampah atau pengemis. Karena sudah biasa melihat hal seperti itu, aku tidak begitu memperhatikan mereka lagi. Tapi ada adegan yang menarik perhatianku, dimana si bapak menghitung uang recehan ditangannya dan si anak nunjuk-nujuk kedalam restoran. Mungkin si bapak sedang menghitung uang untuk membeli sesuatu yang diminta anaknya. Kemudian si bapak menggeleng dan si anak menggigit bibir dengan wajah hampir menangis. Si bapak memeluk anaknya dan mencium kepala bocah perempuan itu.

Oh baiklah, mungkin anak itu atau kepingin sekali makan sepotong ayam atau burger. Naluri berkata, c'mon bukan hal sulit memberikan kesenangan kepada bocah itu. Aku setengah berdiri ketika seorang anak perempuan berumur sekitar 5 tahunan -sebut saja A, anaknya mungil sekali- mendekati anak si anak.

Si A berkata dengan nada yang masih cadel, "Kamu lapar ya?"

Si anak mengangguk.

Si A mengulurkan burgernya. Burgernya sudah di dibuka dan di gigit."Ini. Aku sudah makan sedikit. Kamu mau? Mau ini juga? -mengulurkan mainan gratis dari restoran-, aku punya banyak lho."

Si anak mengangguk dan mengambil keduanya. Si A tersenyum dan berlari meninggalkan si anak karena dipanggil mamanya.

Aku sampai cengeng melihat keduanya. Seorang teman menghampiri bapak itu dan membelikan seember ayam cukup buat 5 orang. Oh, bless him!!

Kejadian seperti itu kadang bisa menyentuh hati. Kekuatan untuk bisa memberi bisa menyembuhkan luka, menghapus air mata dan membuat sebuah hati bahagia. Sungguh, hari ini aku melihat Malaikat.

Mei 26, 2013

Jakarta Highland Gathering 2013

Jakarta Highland Gathering merupakan festival amal tahunan yang diadakan untuk menyatukan para expatriat dan penduduk lokal dari segala umur dengan berbagai perpaduan budaya dan tradisi. Festival JHG tahun ini juga diselenggarakan di Imperial Klub Golf, Lippo Krawaci - Tangerang. Seperti tahun lalu, festival ini dipenuhi dipenuhi oleh berbagai stan makanan khas dari dalam dan luar negeri, stan untuk permainan anak-anak, juga dari pusat kebudayaan dan berbagai perlombaan permainan tradisional.

arena perlombaan permainan tradisional
pengunjung yang memenuhi JHG
ekspat-lokal, yng menyatukan adalah Tarik Tambang
Lisa Soul, penyanyi Soul asal Bali
tari salsa
pemain Pipe, alat musik tradisional Skotlandia
permainan tradisional Skotlandia
acara puncak


pesta kembang api


Mei 19, 2013

Trip Santai Pulau Tunda

Foto Keluarga Trip Pulau Tunda

Setelah lama tidak mengorganisir trip, akhirnya dipaksa untuk mengolah itinerary ke Pulau Tunda karena ngiler dengan cerita tetangga. Banyak bertanya dengan Om Google dan juga melihat referensi dari foto-foto internet yang semakin membuat ingin tahu seperti apa Pulau Tunda itu. Waktu hanya dua minggu untuk mengumpulkan massa sebanyak 25 orang untuk berbagi biaya perjalanan. Dan akhirnya bisa berangkat dengan 26 orang.

Pulau Tunda terletak di Kabupaten Serang, Banten. Dari Jakarta dapat bisa dicapai dengan kendaraan umum. Dengan naik bus ke jurusan Pelabuhan Merak, turun di Terminal Pakupatan, Serang. Dari terminal Pakupatan, bisa langsung naik mobil angkot warna hijau ke Pelabuhan Karangantu. Dari Karangantu bisa mengambil kapal menuju Pulau Tunda. Namun, kapal umum ke Pulau Tunda hanya ada 3 kali seminggu (Senin, Rabu, Sabtu). Jam 8 pagi dari pulau Tunda dan 2 siang dari Karangantu. Oleh karena itu lebih baik shared cost dengan teman-teman jika hanya menginginkan kunjungan akhir minggu saja. Untuk penyewaan kapal dan rumah tinggal, bisa menghubungi Mas Anshor, telepon +62.858.1180.4077.

Jika membawa rombongan, lebih baik memberikan daftar peserta sebelum hari keberangkatan kepada pemilik kapal yang disewa. Dikarenakan pemilik kapal harus melapor ke Shah Bandar untuk pengangkutan penumpang. Saya rasa regulasi ini dikarenakan kapal-kapal yang melalui Pelabuhan Karangantu tidak terbiasa dengan rombongan wisatawan backpacker yang menyandang tas segede gaban dan segala perlengkapannya. Karena ketidaktahuan ini, kami sempat mengalami sedikit gangguan karena belum mendaftar. Apalagi kedatangan kami lepas tengah malam dengan satu orang asing diantara kami. Saya sebagai EO sempat dibawa ke kantor Shah Bandar dan sedikit ditanya-tanya. Terutama mengenai Malte, teman dari Jerman. Namun karena memang keberadaannya sah di Indonesia dan juga karena ada kartu ajaib Ailsa, akhirnya kapal kami bisa berangkat ke Pulau Tunda pada jam 2 pagi.
Dermaga Kampung Timur Pulau Tunda
Pelajaran : menyeberang laut saat gelap sangat tidak dianjurkan. Karena walau saat menyeberang laut tenang, namun tetap saja mengerikan karena gelap dan kapal yang mengayun cukup keras. Karena kapal yang digunakan adalah kapal pancing ikan yang lumayan kecil. Sangat berbeda dengan kapal feri untuk penyeberangan Merak – Bakauheuni.

Akhirnya karena kelelahan, banyak kegiatan keluar dari itinerary. Acara trip menjadi piknik santai. Snorkeling, menjelajahi pulau, sesi pemotretan dengan model dadakan, bersantai dan bakar ikan menjadi kegiatan kami. Tempat snorkeling cukup bagus dengan air yang jernih, karang besar dan ikan beragam. Namun sayang kami tidak bisa melihat rombongan ikan lumba-lumba yang konon sering lewat di wilayah perairan pulau ini. Walaupun demikian, dengan keakraban dan guyonan diantara peserta dan juga waktu santai minggu ini membuat kami bersemangat untuk menyambut minggu depan.
Selintas Pantai Tunda
satu keinginan : pengen lewat disitu, tapi gak boleh
Ikan...mana Ikan....??
karang dari atas kapal
Bawah Laut
karang yang masih bagus
Sunrise
Santai
Jelajah Pulau Tunda

berhasil 'merampok' si Ibu buat rujakan
The Old Lady

Snap Shoot Di Pulau Tunda
Mumpung model-modelnya lagi pada pengen narsis

Three Musketer
Floating
Hiding
Up There
Blow
Taraaaaa...
Nice Though