Desember 26, 2013

Touring Gunung Padang


We wish you a Merry Christmas!!!

Trip Natal ini dibuat untuk anak perantauan yang tidak bisa merayakan bareng bersama kelurga karena tiket kelewat mahal dan kebiasaan yang selalu spontan jadi telat beli tiket mudik. Acaranya seperti biasa, diadakan secara dadakan seminggu sebelumnya dengan peserta 4 orang dengan 2 buah motor, tidak tahu rute dan hanya tahu destinasi. Tapi mendekati hari H, banyak yang ngacung dan nongol di meeting point.

Jam 6 pagi aku terbangun oleh alarm. Mata terasa berat karena habis begadang dengan teman-teman tadi malam. Meeting point di PCG Cililitan jam 8, tapi molor jam 9, kemudian jam 10 dan akhirnya jam 10.30 baru memulai perjalanan. Ada saja alasan buat ngaret. Kebablasan tidur, gak tau arah meeting point - haelaaah.... sampai meeting point pun masih ada pada bebelian jas hujan, sarapan de-el-el. LOL.
Perjalanan aku pikir hanya akan memakan waktu selama 4-5 jam. Tapi dengan segala macet berat dan hujan antara Bogor ke Sukabumi dan lagi bisa kebanyakan para peserta adalah newbie, akhirnya sekitar jam 9 malam kami baru sampai di wilayah Warung Kondang. 10 jam perjalanan kami.... sueeeerrrr!!!

Karena sudah jam 8 malam dan capek berat, diputuskan untuk bermalam dulu di Warung Kondang, baru besok paginya melanjutkan perjalanan ke Situs Megalitikum Gunung Padang yang kira-kira masih 15 kilometer dari Warung Kondang. Malam ini udaranya lumayan dingin. Walhasil mampir dulu untuk mengisi perut dengan sop kambing. Lumayan, bikin anget sambil bertanya-tanya sama bapak warung soal penginapan.

Kami menginap di hotel TP yang lumayan bagus untuk backpacker. Kami memesan 2 kamar untuk para cewek dan cowok. Syukurlah karena si bapak tampaknya kasihan melihat gerombolan kami yang kucel dan memelas, beliau memperbolehkan 1 kamar diisi lebih dari 3 orang. Setelah check in, kami pun langsung bebersih dan tepar.

Pagi harinya, setelah sarapn kami langsung meluncur ke tujuan. Melewati perkampungan dengan jalanan yang rusak berat. Jadi gak bisa ngebut. Mesti extra hati-hati kalo gak mau terperosok ke lubang atau jatuh. Setelah perkampungan tibalah menyusuri jalan aspal yang lumayan mulus di tengah kebun teh. Jalannya puanjaaaang banget sampai akhirnya ketemu satu perkampungan lagi.

Usut punya usut ternyata kita salah arah. Bukan Gunung Padang yang kita temui tapi Stasiun Kereta Api Lampegan. Kebetulan banget. Stasiun tua ini dibangun pada tahun tahun 1882. Ada KA Siliwangi dengan rute Sukabumi-Cianjur-Lampegan namun sementara ini stasiun KA Lampegan ditutup karena adanya longsor di daerah Cibeber-Lampegan dan masih dalam perbaikan. Stasiun ini hanya berjarak sekitar 8 kilometer dari Situs Gunung Padang. Byangin aja kalau KA Siliwangi berfungsi kembali. Pasti Gunung Padang langsung ramai pengunjung. Jadi karena sepi, kami ada alasan buat narsis disitu. Walaupun matahari memanggang.
Puas bernarsis ria dan bertanya beberapa kali dengan penduduk, perjalanan berlanjut melewati perkebunan teh, bukit-bukit dan kampung kecil. Pemandangan yang ajieb benar-benar membuatku menikmati perjalanan ini. Gak ada rasa capek walau harus naik motor sendirian selama berjam-jam. Mata dan hati rasanya puaaaas banget.

Setelah itu sampailah kami di gerbang Situs Megalitikum Gunung Padang terletak di desa Karyamukti, kec. Campaka, kab. Cianjur, Jawa Barat. Terletak di ketinggian 885 dpl dan luas 3 hektar, situs ini menyajikan pemandangan hijau yang memukau dari pegunungan sekitarnya. Konon situs ini mempunyai luas bangunan sekitar 900 meter persegi, merupakan situs punden berundak - tempat pemujaan terhadap leluhur - tertua di Asia Teggara dan konon lebih tua dari piramida Giza di Mesir. Memang gak banyak yang bisa dilihat selain pemandangan alam dan batu-batu dari reruntuhan. Tapi dilihat dari segi budaya, aku sendiri bakalan terkagum-kagum dengan pemikiran pendahulu kita.
struktur Gunung Padang courtesy dailygrail.com

Puas menikmati pemandangan, kami menuruni bukit. Saatnya untuk isi perut!! Mie bakso menjadi andalan karena cepat karena kami harus melanjutkan perjalanan ke Curug Cikondang yang masih sekitar 10 kilometer lagi.

Tapi apa daya alam berkata lain. Hujan mengguyur di tengah perjalanan sehingga kami harus berteduh ditengah perkebunan teh. Kata penduduk pun bakalan berbahaya jika kami nekat ke Curug Cikondang karena jalan tanahnya yang licin, jadi diputuskan untuk langsung pulang ke Jakarta karena takut kemalaman dan besok harus ngantor seperti biasa. 

Okey Cianjur... Thank you! We have fun today. See you another time...

R.I.P JAX, HONDA Beat merah B 6422 CSG-ku yang telah hilang digondol maling. Gak nyangka ini touring terakhir kita : (

Tidak ada komentar:

Posting Komentar