November 18, 2013

Touring Begajulan Goes To Ciemas - Sukabumi

"Traveling is not about the destination. It's about the journey and the companion."

Ajieb!! Muancap!! dan NEKAAAT!! adalah kata yang tepat buat menggambarkan touring ini. Ini kali kedua aku touring dengan sepeda motor. Tapi kali ini memang sebagai boncenger sejati karena para lelaki tangguh ini sangat gentlemen untuk tidak memperbolehkan para wanita gantian. Padahal memang para wanita gak bisa bawa motor jenis Tiger dan Vixion hahaha.

Jam 10 seharusnya kami sudah di jalan. Tapi karena status labil, hujan dan lapar, akhirnya memutuskan makan tengah malam sambil menunggu teman yang belum datang.  Sekitar hampir tengah malam kita berangkat. 

Hujan lumayan deras mengguyur Jakarta sedari siang. Dengan 4 buah motor kami melaju ke dari meeting point di rumah Ade Geboy di Jalan Panjang ke arah Lebak Bulus - Parung - Bogor - Cibadak untuk bertemu dengan team dari Bandung. Udaranya lumayan dingin karena hujan sedari siang dan titik hujan cukup menyakitkan dikulit ditambah aku yang sibuk membersihkan ingus karena pilek mendadak. Tapi semua tidak menghalangi kenekatan kami... SEMANGAT!!
430 kilo meter perjalanan ini : Jakarta-Sukabumi 4 jam Sukabumi-Citarik 1 jam Citarik-Pal Tilu 2 jam Pal Tilu-Tamanjaya 3 jam Tamanjaya-Ciwaru 2 jam
Perjalanan dari Jakarta ke Cibadak - Sukabumi, memakan waktu sekitar 4 jam karena hujan dan macet. Ditambah dengan insiden kecil karena motor Jati bocor parah dan harus ganti ban. Padahal tengah malam. Saat mereka mencari bengkel, sebagian dari menunggu di sebuah SPBU. Setelah beberapa lama...yang memang lama karena aku dapat satu sesi untuk tidur hahaha, akhirnya perjalanan kembali dilanjutkan. Brrr... menerobos angin malam di dataran tinggi dengan kecepatan 40-60 KM per jam memang bikin merinding disko. Gigiku sampai gemeletuk kedinginan. Sampai di pertigaan Cibadak-Sukabumi arah Pelabuhan Ratu, kami bertemu dengan Mang Dadang yang sedang menikmati bubur ayam. Jadilah kami ikut-ikutan makan lewat tengah malam. Hadeeeh...

Akhirnya diputuskan untuk istirahat dan menunggu team Bandung di SPBU Cibadak. Aku merasa semakin akrab dan menghargai SPBU bukan hanya sebagai tempat membeli bensin, tapi juga sebagai tempat singgah para traveler yang aman, cukup nyaman dan ekonomis - asal emak gak tau... ^_^

Jam 5.30 pagi setelah bangun, cuci muka, sikat gigi dan sarapan seadanya, ternyata ada info meeting pindah lagi. Jadi kami cepat-cepat pergi menuju meeting point selanjutnya Parungkuda - ntah dimana itu - dan ternyata sudah kita lewati. Akhirnya diputuskan untuk nunggu di dekat Cherokee Rafting hingga mereka datang dan langsung cuuzzz lagi.
narsis dulu sebelum hengkang dari SPBU Cibadak - photo by Jati
Omaigot,  aku berharap otakku terdiri atas kamera panorama yang puanjaaang jadi aku bisa menangkat foto-foto keren di sepanjang perjalanan ini.Sayang... sayang banget aku ga gitu pinter photography. Walau hujan gerimis mengundang, langitnya kelabu dan udaranya duingin, tapi pemandangan itu membuatku menjerit-jerit kegirangan. Aduh maap yah Opaaa, jadi budek karenaku...

Setelah melewati tanjakan dan turunan puluhan bukit, perkebunan karet, perkebunan teh, hutan, kampung-kampung kecil di dunia antah berantah, kehujanan, terpeleset lumpur, motor mendadak mati, jas hujan sobek, kedinginan, baju dari basah sampe kering kemudian basah kuyub lagi - sungguh keadaan merana yang sangat menyenangkan - akhirnya sampe juga juga di Bukit Paninjau. Dimana kita bisa melihat seluruh pemandangan nun dibawah sana. Teluk Citetuh di garis horison, jajaran bukit dengan curugnya, persawahan dan kampung penduduk. Ga heran dinamakan Bukit Paninjau karena kita bisa meninjau alam indah ini dari atas puncak tertinggi.
Teluk Ciletuh di horison... bukit, persawahan dan kampung bisa ditinjau dari sini - Bukit Paninjauan
Kemudian turunlah hujan lebat dengan geledek yang bikin jantungan - haisssh, akang Thor ternyata ikut jalan-jalan dimari. Karena masih jauh perjalanan walau dalam hujan lebat. Melewati perkebunan kelapa yang di selimuti kabut, turunan terjal nan licin sehingga harus extra hati-hati, perkampungan dengan jalanan yang rusak parah hingga suatu saat Ucing Garong melambat dan mendadak si Opa bilang, "Chen, gw ngantuk berat nih...." Opaaaaa... mana bisa kau ngatuk di hujan deras dan jalan jelek begini!! Karena kami berada di urutan nomer 3 dari belakang, jadi sambil menunggu Mang Dadang dan Andreas kami berhenti dibawah pohon mangga yang sarat dengan buah. Sambil menyerahkan sebotol kopi buat Opa, kami becanda membuat scenario bagaimana caranya minta mangga pada pemiliknya. Cerita konyol di hujan deras. Kami ketawa-ketawa karena cerita karangan kami - mungkin pemilik mangga di teras itu mengira kami gila. Sekitar 10 menit kemudian karena Mang Dadang dan Andreas tidak nampak kami melanjutkan perjalanan dan bertemu dengan Hari yang mencari kami berlima. 

Setelah perjalanan yang panjang, akhirnya sampai juga di desa Ciwaru dengan keadaan mati lampu. Hahaha, lengkap sudah. Sementara anak-anak lain memilih trekking di Curug Sodong. Karena capek,  pegal-pegal dan lengket seluruh badan aku memilih mandi di sumur masjid dengan Sofie dan Andreas. Saat kami sudah duduk manis dan bersih rombongan trekking baru datang. Kemudian Nad, Idrus, Opa dan aku bertugas untuk membeli makan malam dan belanja untuk sarapan. Jam baru menunjukan jam 8 malam dan Ciwaru ternyata sudah mulai tidur. Untung kami menemukan penjual nasi goreng yang masih buka.

Tidak peduli ramainya suara, yang pasti aku langsung terlelap begitu masuk kedalam sleeping bag. Walaupun ada jeritan insiden tokek masuk kamar, 'konser' dari tetangga sebelah, aku lelap sampai pagi.

Esokan paginya udara bersih dan hangat. Bangun pagi langsung diberi tugas masak indomie goreng bareng Andreas. Sudah makan-makan, aku ikut Andreas trekking ke Curug Sondong. Jalannya sudah ada, hanya saja masih berupa susunan pecahan batu yang tajam dan mesti extra hati-hati. Dari runah curug Sodong hanya sekitar 15 menit berjalan kaki. Dari ujung jalan sudah tampak curug yang tinggi dan bertingkat tiga itu. Indaaaaaah sekali...
Setelah sampai rumah kami lanjut ke pantai. Karena mulai gerimis lagi diputuskan tidak bisa ke pulau Mandra dan pulau Kunti (serem banget ya namanya... ) dan hanya main di pantai Palangpang dan curug Cimarinjung yang deket banget sama pantainya. Ga bisa dilukiskan dengan kata-kata indahnya curug ini. Ga puas melihat alam sekitarnya. Pantai, sawah yang mengunig, curug yang bergemuruh dan bukit-bukit yang rindang ditambah gerimis yang membuat udara terasa bersih seperti sebuah lukisan kanvas. Kata WOW berkali-kali keluar dari bibir. Takjub, maaan....
Dari curug kami langsung ke pantai yang ga jauh dari curug. Sempat juga narsis dalam hujan gerimis. Namun saat sampai di pantai hujan turun dengan derasnya. Seperti anak kecil gak peduli hujan lebat dan dinginnya angin, kami asik narsis dan ketawa-tawa.

Jam 2 siang kami beranjak pulang ke Jakarta dan Bandung dengan melewati jalan yang sama, dalam keadaan hujan, kabut dan kedinginan. Untunglah, sampai saat ini ga kedengeran anggota yang sakit. Pegel-pegel di pinggang dan pantar rata memang sudah pasti, tapi bener-bener aku menikmati perjalan ini dan terus terang membuat ketagihan. See you later Begajulers...!!!

Many thanks :
Nadya - guide dan penyusun rute, dan para Begajulers

Scenes from Bike
 
 
 

 
 
 
 
 
 
 

The Narcissism
...kumpulan foto dari berbagai pihak...
 
 
 
 
 

1 komentar:

  1. Pls watsap ke 083891843534 need info touring cimarinjung and contact person penduduk lokal. Trims.

    BalasHapus